Sebagai seorang lulusan S1 Pendidikan Akuntansi, tampaknya memilih jalur karier sebagai content writer adalah sesuatu yang melenceng. Yups, secara pribadi memang merasa begitu. :) Namun, memasuki dunia tulis menulis bukan pertama kalinya untuk saya. Bisa dibilang, saat SMP saya sudah menyukai dunia tulis menulis, tapi masih sebatas menyukai sepertinya.
Lanjut SMA, kemampuan menulis saya mulai diasah dengan mengikuti jurnalistik, di mana kegiatan saat itu adalah menulis di majalah sekolah. Ya, kalau dilihat lagi betapa buruknya tulisan saya saat itu, meskipun sekarang pun belum terlalu bagus juga.
Nah, di masa ini kemampuan menulis saya mulai terasah dengan baik. Ketika kuliah, saya tergabung dalam pers kampus yang mana kegiatan utamanya yaitu menyusun majalah atau bisa disebut Majalah Komunikasi. Tentu saja, sebagai pers kampus tekannya mendekati pers yang ada di luar kampus. Maka dari itu, skill menulis saya benar-benar diasah di sini.
Itu dia perjalanan awal mengenal dunia tulis menulis. Lalu, sebagai lulusan S1 Pendidikan Akuntansi kenapa akhirnya berkarier sebagai content writer?
1. Suka Menulis
Untuk menjadi content writer, hal pertama yang harus dimiliki adalah suka menulis atau setidaknya tertarik dulu dengan tulis menulis. Nulis apa pun bentuknya. Sebelum menyukai menulis, lebih dulu saya menyukai buku. Itulah awal punya pemikiran kenapa saya tidak menulis juga?
2. Ketidaksengajaan
Sebenarnya terjun menjadi content writer adalah sebuah ketidaksengajaan. Awalnya memang maunya linear aja dengan jurusan kuliah. Jadi guru atau accounting gitu. Namun, nyatanya ada jalan lain yang harus ditempuh. Padahal awalnya sambil mengisi kekosongan setelah kuliah, eh akhirnya nyampek juga setahun lebih. Nah, itulah pentingnya punya skill lain selain skill yang sesuai jurusanmu. Siapa yang menyangka yang digunakan untuk mencari penghidupan saat ini adalah skill menulis? Tidak ada yang pernah menyangka bukan.
3. Ingin Jadi Penulis
Dari ketidaksengajaan tersebut bertemu kesempatan. Ya, birudeun Creative Agency memberiku kesempatan itu. Memang sih belum bisa berkarier yang sesuai jurusan. Kadang muncul pula rasa bersalah pada diri. It's Okay. Tapi, kalau dipikir lagi. Oh ternyata ada satu cita-cita (Ingin jadi penulis) yang harus terkabul lebih dulu. Tak hanya itu, banyak hal baru yang akhirnya saya pelajari, terutama terkait digital marketing dan itu menyenangkan. Memikirkan ide-ide kreatif untuk membuat suatu konten, mengamati suatu trend yang sedang terjadi, berkomunikasi dengan klien, membuat suatu copy yang dapat mempersuasi audiens, hingga terjun langsung menjadi talent telah saya lakoni.
Semua itu tak ada yang sia-sia. Sudah menjadi tugas manusia kudu bersyukur di setiap proses yang sedang ia jalani. Satu hal dengan yang lainnya sebenarnya masih saling berkaitan. Entah itu berkaitan erat atau hanya sekedar berkaitan. Sebagai pengingat untuk diri sendiri atau untuk kamu yang membaca tulisan ini, "jangan menyamakan pencapainmu menggunakan ukuran orang lain, selamanya tak akan sama." Setiap manusia mempunyai jalannya masing-masing, jadi mari kita nikmati setiap proses yang sedang dijalani.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia. :)

