Showing posts with label Review. Show all posts
Showing posts with label Review. Show all posts

Sunday, February 17, 2019

Resensi Buku Divine Solution From the Quran


Judul buku      : Divine Solution From the Quran :Dialektika Langit dan Bumi
Penulis             : Tim Penyusun UKM ASC UM
Cetakan           :  I (Pertama), Agustus 2015
Tebal               : XVI + 240 halaman
Penerbit           : Dream Litera Buana


Mengenal Al-Quran dari Berbagi Perspektif
Oleh Shintiya Yulia Frantika


Sebagai umat islam, Al-Quran merupakan sebuah pedoman hidup. Karena di dalamnya terkandung petunjuk hidup umat islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Namun tidak banyak orang yang memahami akan hal itu. Dengan berpegang teguh pada Al-Quran, kita mampu menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini, yang mana oleh Allah SWT telah dituliskan solusinya pada kitab suci-Nya. Perlu diketahui bahwa dalam Al-Quran juga mengandung fakta ilmiah.
Dalam buku Divine Solutions From The Quran : Dialektika Langit dan Bumi memperlihatkan bahwa dalam Al-Quran mengandung fakta ilmiah. Isinya membahas empat kajian yakni, Al-Quran dan Sains, Al-Quran dan Teknologi, Al-Quran, Sosial dan Humaniora serta Al-Quran dan Pendidikan. Setiap kajian terdapat  delapan belas judul yang ditulis oleh sembilan belas penulis.
Buku yang ditulis oleh anggota UKM Al-Quran Study Club (ASC) menghadirkan solusi dalam menghadapi problematika  kehidupan saat ini dengan berlandaskan Al-Quran. Seperti dalam kajian Al-Quran dan Sains. Pada kajian tersebut misalnya pada judul “ Pemanfaatan Zat Histatin pada Ludah Sebagai Pengganti Analgesik Opioid Morfin pada Pengobatan : Solusi Cerdas Mengurangi Efek Negatif Penggunaan Analgesik Opiod Berlebih “. Seperti yang kita tahu, ludah merupakan suatu hal yang menjijikan bagi kita. Namun,  dalam salah satu judul yang ditulis oleh Wahyu Rahmawati kita ditunjukkan bahwa ludah menggandung zat histatin yang berguna sebagai penenang. Zat yang diproduksi secara alami oleh manusia ini dapat menjadi solusi pengganti dari penggunaan morfin yang mana dapat digunakan sebagai penghilang rasa nyeri. Pengobatan dengan memanfaatkan  air liur bukanlah hal baru lagi, karena telah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW.  
Permasalahan lainnya, orang sering mengeluh bila ketika ia akan mandi airnya terasa dingin. Sehingga sering membuatnya malas mandi. Jika tidak begitu, mereka akan menggunakan air hangat untuk tetap bisa membersihkan diri. Tahukah? bahwa dengan mandi dengan air dingin memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan kulit. Seperti dapat menjadikan awet muda atau bagi wanita dapat mempertahankan kecantikan karena jaringan sel-sel kulit akan membaik. Air dingin  yang baik ialah air dingin sebelum waktu Subuh. Namun, tidak banyak orang yang bisa bangun sebelum waktu Subuh. Jadi, untuk membuat air dingin seperti sebelum waktu Subuh Fatihatus Syahida dan Wahyu Rahmawati  merancang sebuah alat yang disebut IA-CONDITIONER. Alat ini diharapkan mampu membuat air dingin yang sama dengan sebelum waktu Subuh.
Pada kajian Al-Quran Sosial dan Humaniora mengulas juga kandungan protein belalang yang tinggi sekaligus sebagai solusi masalah undernutrition masyarakat ekonomi lemah.
Karena buku ini merupakan buku kumpulan karya ilmiah sehingga bahasanya lebih ilmiah. Untuk pembaca yang awam, seperti mereka yang tidak tahu tentang karya ilmiah maka harus dibaca berulang-ulang agar dapat memahami maksudnya.
            Setelah membaca buku ini, tentunya dapat membuat kita semakin mencintai Al-Quran dan sering membacanya sekaligus  memahami arti dan maknanya karena kita telah tahu bahwa ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah tersebut mengandung solusi jitu dalam menghadapi permasalahan masa kini.

Continue reading Resensi Buku Divine Solution From the Quran

Saturday, July 16, 2016

Resensi Novel Dear Nathan


Judul buku      : Dear Nathan
Penulis             : Erisca Febriani
Tahun Terbit    :  2016
Tebal               : 528 halaman
Penerbit           : Best Media


Putih Abu-abu : tentang Persahabatan, Pelajaran Kehidupan, dan Pentingnya untuk Selalu Menghargai Perasaan

Banyak yang bilang masa sekolah yang paling indah ialah ketika masa putih abu-abu. Barangkali mereka yang benar merasakan masa itu paling indah bakal mengiyakan hal tersebut. Masa SMA atau lebih populer disebut dengan masa putih abu-abu disaat itulah kita terakhir menggunakan seragam sekolah. Dengan segala pernak-perniknya, pastilah banyak hal berkesan untuk dikenang baik menyenangkan maupun tidak mengenakan.
Tentu saja yang pernah SMA pasti pernah mengalaminya. Mulai dari bolos sekolah, nongkrong di kantin, terlambat datang ke sekolah, tidak pernah mengerjakan PR, menyontek saat ulangan, datang pagi-pagi untuk menyalin PR teman, dihukum di bawah tiang bendera, dipukul guru pakai penggaris papan, baju yang tidak pernah dimasukan, menjailin teman, ramai saat guru tidak ada, soal cinta-cintaan ala anak SMA hingga masalah keluarga. Semua itu terangkum dalam kisah Nathan dan Salma.
Kisah itu dimulai ketika Salma Alvira pindah sekolah. Semua itu berawal dari keterlambatan Salma mengikuti upacara pertama di sekolah. Lalu, ia bertemu dengan seorang cowok yang membantunya masuk sekolah melalui gerbang samping. Lewat pertemuan singkat itu mengantarkannya ke pertemuan berikutnya. Cowok tersebut bernama Nathan Januar Prasetyo. Siswa yang paling nakal sekaligus selalu menjadi buah bibir satu sekolah. Nama itu diketahuinya setelah pertemuan kedua. Setelah pertemuannya dengan Nathan, hidup Salma seketika berubah.
Beruntun kejadian justru semakin mendekatkan Salma dengan Nathan. Tak ada kesamaan kepribadian antara keduanya. Seolah mereka seperti dua sisi mata uang yang selalu bertolak belakang.  Uniknya, hal itu  membuat mereka saling melengkapi. Seorang Salma yang polos dan Nathan dengan berbagai kekacauannya.
Dibalik kekacauan Nathan tersimpan rahasia yang terus mengoyak air mata sedang ia tak kunjung melepaskan belenggu itu. Belum cukup luka itu mengering, ia harus dihadapkan kenyataan bahwa ibunya pergi untuk selamanya. Erisca Febriani juga menghadirkan sosok Seli yang tak lain adalah cinta pertama Nathan. Pada akhirnya, keadaanlah yang menarik kuat agar belenggu itu terlepas dari tubuh Nathan sehingga ditemukanlah penawar luka itu.
 Dear Nathan memberi pesan moral untuk pembaca tentang persahabatan, pelajaran kehidupan, dan pentingnya untuk selalu menghargai perasaan. Novel ini menunjukan bahwa apa yang di depan kelihatannya baik belum tentu di belakangnya terlihat demikian begitupun sebaliknya.
Erisca berhasil membawa pembaca mengalir menikmati novel tersebut. Novel dengan tebal 528 halaman itu tak akan terasa membosankan. Pembaca dibawa terhanyut dengan segala hal yang ada di masa SMA. Bagi yang sudah lulus SMA, pembaca akan merasa seolah bernostalgia dengan masa putih abu-abu. Selain itu, ada kabar gembira untuk pecinta novel ini karena novel Dear Nathan akan segera di film kan.
Meskipun begitu, masih ada kekurangan dalam novel ini. Ketika penulis ingin menggunakan bahasa inggris dalam beberapa tulisanya sebaiknya jangan hanya satu kata saja apalagi bukan kata bahasa inggris yang umum digunakan. Sehingga ketika dibaca terasa kurang enak dibaca. Untuk itu, jika ingin menggunakan bahasa inggris gunakan dalam satu kalimat bukan hanya satu kata saja.

Novel ini terlalu berfokus pada tokoh Nathan saja. Sedangkan Salma yang juga tokoh utama dalam novel ini kurang kuat dalam karakter penokohanya. Sehingga sampai akhir novel ini, pembaca masih dibuat bingung dengan bagaimana karakter tokoh Salma yang sebenarnya. Terlepas dari itu semua, novel ini cukup menghibur  bagi yang masih SMA maupun yang sekedar ingin bernostalgia dengan masa putih abu-abu.
Continue reading Resensi Novel Dear Nathan