Menapaki Jalan Kehidupan
Oleh : Shintiya Yulia Frantika
Judul Buku :
Menggapai Cita-cita Imajiner
Penulis :
Sonny Asmara
Penerbit :
UM Press
Tahun terbit :
2017
Tebal :
x + 209 halaman
“Pantang tolak tugas, pantang kerja tak selesai”.
Begitu cuplikan kutipan dalam buku yang tulis oleh Sonny Asmara. Pemilik nama
asli Ahmad Sonhadji Kosim Hasan adalah seorang guru besar dari Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Malang (UM). Jika dilihat,
sampul buku terkesan kurang menarik, malah cenderung biasa sekali. Akan tetapi,
dengan ketebalan yang pas yakni 209 halaman, tidak terlalu tipis dan tebal
pembaca dapat segera menuntaskan penasaraannya akhir cerita dari Menggapai Cita-cita Imajiner ini.
Menggapai
Cita-cita Imajiner, mengisahkan tentang
seorang Yugo Aji kecil yang berasal dari desa terpencil hingga ia dewasa
berhasil menjadi orang besar. Masa kecilnya tidak berbeda jauh dengan bocah
desa lainnya. Sejak kecil Yugo Aji sudah menunjukkan kepandainnya. Yugo
berhasil menjadi juara ujian negara se-kecamatan, yang kala itu masih sekolah
rakyat. Dia pun bukan orang yang gengsian. Menjadi calo cilik ia lakoni dengan
senang hati. Dari hasil menjadi calo cilik, dia diberi satu tiket masuk untuk
menonton. Menurutnya, menjadi calo cilik ia lakoni untuk belajar mengalami dan
menghayati bagaimana orang kecil berjuang mencari duit. Ketika itu dia masih
duduk dibangku SMP.
“Masuk ke situasi baru, kebiasaan baru, dan budaya
baru. Orang bisa mengalamai keterkejutan. Orang bisa mengalamai tekanan. Dalam
menghadapi tantangan. Akan tetapi, keterkejutan bisa dicegah, tekanan bisa
ditangkal. Manakala orang sabar dan tawakal”. Begitu Yugo Aji bersikap ketika
ia harus pindah ke sekolah yang lebih disiplin saat SMP sebab bapaknya dipindah
tugaskan.
Setelah lulus SMP, Yugo melanjutkan ke jenjang
selanjutnya. Dia harus dihadapkan pada dua pilihan memilih sekolah, antara STM
atau SMA. Karena kebimbangannya tersebut, pada akhirnya ia lakoni keduanya. Kehidupan
pesantren turut mewarnai masa-masa SMA. Tidur beralaskan tikar dan makan gembul dengan teman-teman pesantren
menjadi keasikan tersendiri.
Sebagai mahasiswa, ia bukan tergolong mahasiswa yang
kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Bahkan bisa dikatakan Yugo Aji
mahasiswa yang superaktif. Masih menyandang status mahasiswa, ia sudah mengajar
di sekolah, terjun menjadi aktivis intra-universitas sampai ekstra-universitas,
keagamaan, kewartawanan dan pecinta alam. Di kala liburan, ia menjajakan
pakaian ketika menjelang Idul Fitri.
Tidak
berhenti sampai disitu, usai lulus kuliah Yugo menerima tawaran untuk menjadi
wakil kepala sekolah di usianya masih terbilang muda. Dia terus menapaki tangga
kehidupan. Melanjutkan pendidikan magister di Ohio State University sekaligus
melanjutkan untuk memperoleh gelar Ph.D.
Karirnya semakin cemerlang, menjadi dekan selama dua
periode berturut-turut, kemudian diangkat menjadi guru besar dan menjadi
konsultan pendidikan pada Departemen Agama RI yang didanai oleh Asian
Development Bank (ADB). Sebagai konsultan, Yugo harus berkeliling ke hampir
semua MAN Model dan PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama) di seluruh Indonesia.
Melibas medan yang sukar tak enggan untuk di terjang demi menuju sekolah yang
letaknya di tengah hutan. Tak jarang banyak bahaya yang menghadang. Namun,
semua itu berhasil dilalui dengan baik atas ridho-Nya.
Buku yang diterbitkan tahun 2017 tersebut, terdiri
dari sembilan bagian cerita. Bisa dikatakan, buku ini merupakan autobiografi dari
si penulis sendiri. Penulis menuturkaannya dengan ringan dan sangat lugas.
Sekali duduk membaca, pembaca tidak akan merasa telah berhasil menuntaskannya.
Sangat disayangkan ada beberapa istilah lama yang
kurang dijelaskan oleh penulis sehingga pembaca dari kalangan anak muda akan
kebingungan dengan istilah tersebut. Serta ada beberapa singkatan yang kurang
familiar namun tidak dijelaskan kepanjangannya.
Meskipun begitu, membaca buku ini mengajarkan kita
untuk hidup dengan kesederhanaan. Semangat untuk bertanggungjawab mengemban
amanah tercemin jelas dalam buku ini. Banyak memuat nilai-nilai kehidupan serta
spirit untuk terus menggapai cita-cita setinggi mungkin, sehingga sangat perlu
dibaca oleh anak muda zaman now.
Continue reading Resensi Buku Menggapai Cita- Cita Imajiner