Tuesday, February 19, 2019

Contoh Laporan Magang di Bank




ABSTRAK
Frantika, Shintiya Yulia. 2017. Prosedur Pengelolaan Dokumen Jaminan Pembiayaan KPR di BTN Syariah Cabang Malang. Laporan KKN Alternatif, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang, Pembimbing: Mohamad Arief Rafsanjani, S.Pd, M.Pd
Kata Kunci: Akuntansi Syariah, Perbankan, Bank Syariah, Dokumen Jaminan
Tujuan ditulisnya laporan ini, untuk mengetahui prosedur pengelolaan dokumen jaminan pembiayaan KPR di BTN Syariah Cabang Malang. Selain itu, untuk mengetahui kendala atau masalah yang terjadi selama prosedur pengelolaan dokumen jaminan serta memberikan saran dalam mengatasi keadaan tersebut yang seharusnya dilakukan oleh bagian Financing Document.
Dokumen pokok merupakan dokumen-dokumen penting milik nasabah yang digunakan sebagai jaminan untuk pembiayaan KPR apabila diterima oleh bank. Permasalahan yang terjadi ketika mengelola dokumen jaminan nasabah ialah, dokumen pokok salah masuk map dokumen pokok, salah penulisan nama di sertifikat, dokumen pokok terlalu lama di tangan notaris serta dokumen pokok nasabah yang sudah lunas namun tidak segera diambil. Dari permasalahan tersebut, bagian Financing Document seharusnya lebih teliti dalam memasukkan dan mengeluarkan isi dokumen pokok agar tidak tertukar dengan isi dokumen pokok lain. Ketika Notaris menyerahkan sertifikat, AJB, APHT yang telah jadi ke bagian Financing Document ada baiknya pihak Financing Document mengecek ulang, sehingga ketika sudah masuk di bagian Financing Document tidak ada kekeliruan. Perlu adanya koordinasi yang baik antara Financing Document dengan notaris dan penjual atau developer agar sertifikat nasabah segera mungkin dapat balik nama dan dipasang hak tanggungannya. Bagi nasabah yang yang telah melunasi pembiayaan angsuran pembiayaan KPR dapat mengambil dokumen pokoknya agar tidak membuat penuh ruang dokumen. Apabila nasabah tersebut tidak kunjung mengambil dokumen pokoknya, bagian Financing Document dapat mengirimi surat pemberitahuan atau ditelpon terus menerus secara rutin mungkin satu bulan sekali.
Saran yang dapat diberikan, bank hendaknya membuat jadwal rutin setiap bulan sekali untuk mengecek dokumen pokok nasabah yang sudah lunas sekaligus mengeluarkannya dari lemari dokumen pokok. Salah penulisan nama di sertifikat dapat diminimalisir dengan adanya perbaikan sistem di BPN yang terintegrasi dengan sistem kependudukan nasional, sehingga cukup memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) nama pemilik NIK tersebut akan otomatis tercetak sesuai di KTP.
Berikut contoh isi laporan magang. 

Continue reading Contoh Laporan Magang di Bank

Sunday, February 17, 2019

Resensi Buku Menggapai Cita- Cita Imajiner



Menapaki Jalan Kehidupan
Oleh : Shintiya Yulia Frantika


Judul Buku      : Menggapai Cita-cita Imajiner
Penulis             : Sonny Asmara
Penerbit           : UM Press
Tahun terbit     : 2017
Tebal               : x + 209 halaman

“Pantang tolak tugas, pantang kerja tak selesai”. Begitu cuplikan kutipan dalam buku yang tulis oleh Sonny Asmara. Pemilik nama asli Ahmad Sonhadji Kosim Hasan adalah seorang guru besar dari Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang (UM).  Jika dilihat, sampul buku terkesan kurang menarik, malah cenderung biasa sekali. Akan tetapi, dengan ketebalan yang pas yakni 209 halaman, tidak terlalu tipis dan tebal pembaca dapat segera menuntaskan penasaraannya akhir cerita dari Menggapai Cita-cita Imajiner ini.
Menggapai Cita-cita Imajiner, mengisahkan tentang seorang Yugo Aji kecil yang berasal dari desa terpencil hingga ia dewasa berhasil menjadi orang besar. Masa kecilnya tidak berbeda jauh dengan bocah desa lainnya. Sejak kecil Yugo Aji sudah menunjukkan kepandainnya. Yugo berhasil menjadi juara ujian negara se-kecamatan, yang kala itu masih sekolah rakyat. Dia pun bukan orang yang gengsian. Menjadi calo cilik ia lakoni dengan senang hati. Dari hasil menjadi calo cilik, dia diberi satu tiket masuk untuk menonton. Menurutnya, menjadi calo cilik ia lakoni untuk belajar mengalami dan menghayati bagaimana orang kecil berjuang mencari duit. Ketika itu dia masih duduk dibangku SMP.
“Masuk ke situasi baru, kebiasaan baru, dan budaya baru. Orang bisa mengalamai keterkejutan. Orang bisa mengalamai tekanan. Dalam menghadapi tantangan. Akan tetapi, keterkejutan bisa dicegah, tekanan bisa ditangkal. Manakala orang sabar dan tawakal”. Begitu Yugo Aji bersikap ketika ia harus pindah ke sekolah yang lebih disiplin saat SMP sebab bapaknya dipindah tugaskan.
Setelah lulus SMP, Yugo melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Dia harus dihadapkan pada dua pilihan memilih sekolah, antara STM atau SMA. Karena kebimbangannya tersebut, pada akhirnya ia lakoni keduanya. Kehidupan pesantren turut mewarnai masa-masa SMA. Tidur beralaskan tikar dan makan gembul dengan teman-teman pesantren menjadi keasikan tersendiri.
Sebagai mahasiswa, ia bukan tergolong mahasiswa yang kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Bahkan bisa dikatakan Yugo Aji mahasiswa yang superaktif. Masih menyandang status mahasiswa, ia sudah mengajar di sekolah, terjun menjadi aktivis intra-universitas sampai ekstra-universitas, keagamaan, kewartawanan dan pecinta alam. Di kala liburan, ia menjajakan pakaian ketika menjelang Idul Fitri.
 Tidak berhenti sampai disitu, usai lulus kuliah Yugo menerima tawaran untuk menjadi wakil kepala sekolah di usianya masih terbilang muda. Dia terus menapaki tangga kehidupan. Melanjutkan pendidikan magister di Ohio State University sekaligus melanjutkan untuk memperoleh gelar Ph.D.
Karirnya semakin cemerlang, menjadi dekan selama dua periode berturut-turut, kemudian diangkat menjadi guru besar dan menjadi konsultan pendidikan pada Departemen Agama RI yang didanai oleh Asian Development Bank (ADB). Sebagai konsultan, Yugo harus berkeliling ke hampir semua MAN Model dan PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama) di seluruh Indonesia. Melibas medan yang sukar tak enggan untuk di terjang demi menuju sekolah yang letaknya di tengah hutan. Tak jarang banyak bahaya yang menghadang. Namun, semua itu berhasil dilalui dengan baik atas ridho-Nya.
Buku yang diterbitkan tahun 2017 tersebut, terdiri dari sembilan bagian cerita. Bisa dikatakan, buku ini merupakan autobiografi dari si penulis sendiri. Penulis menuturkaannya dengan ringan dan sangat lugas. Sekali duduk membaca, pembaca tidak akan merasa telah berhasil menuntaskannya.
Sangat disayangkan ada beberapa istilah lama yang kurang dijelaskan oleh penulis sehingga pembaca dari kalangan anak muda akan kebingungan dengan istilah tersebut. Serta ada beberapa singkatan yang kurang familiar namun tidak dijelaskan kepanjangannya.
Meskipun begitu, membaca buku ini mengajarkan kita untuk hidup dengan kesederhanaan. Semangat untuk bertanggungjawab mengemban amanah tercemin jelas dalam buku ini. Banyak memuat nilai-nilai kehidupan serta spirit untuk terus menggapai cita-cita setinggi mungkin, sehingga sangat perlu dibaca oleh anak muda zaman now.

Continue reading Resensi Buku Menggapai Cita- Cita Imajiner